Rabu, 25 September 2024

PANGKALAN BUN - Pada ini Rabu 25/09/2022 Umat Hindu yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya merayakan Hari Raya Galungan dengan melaksnakan persembahyangan bertempat di Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun


Hari Raya Galungan adalah hari kemenangan dharma melawan adharma, persembahyangan Hari Raya Galungan dilakukan di sanggah, merajan maupun pura. Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).



Nampak umat Hindu yang ada di kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya sangat antusias mengikuti persembahyangan Hari Raya Galungan bertempat Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun. Meskipun harus menempuh perjalan yang cukup jauh terlebih umat Hindu yang bekerja diperkebunan sawit.



Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Kotawaringin Barat Wayan Warse sebelum persembahyangan di mulai mengatakan "perayaan Hari Raya Galungan merupakan simbul dari kemenangan Dharma melawan Adharma, Wayan Warse kembali mengingatkan umat Hindu agar selalu menjaga integritas, saling menghormati, sehingga selalu terciptaan kerukungan antar umat beragama,"ucapnya.


Lebih lanjut Wayan Warse menyampaikan pembangunan Pura Agung Dharma Santi dapat berjalan dengan baik berkat bantuan dan partisipasi seluruh umat Hindu, "saya berharap kita semua mempunyai keperdulian yang tinggi akan kemajuan pembangunan dan perawatan Pura kita ini, sehingga Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun akan menjali lebih baik lagi,"pungkas.



Kontibutor : Media Hindu Pangkalan Bun.


Minggu, 21 Juli 2024

PANGKALAN BUN - Umat Hindu yang ada di Kota Pangkalan Bun dan sekitarnya kembali mengadakan kegitan gotong royong, diantaranya pengecatan pagar Pura dan mengisi tanah subur ke tempat yang akan ditanami rumput, agar Pura Agung Darmasanti Pangkalan Bun semakin indah, minggu (21/07).

Gotong royong yang di lakukan umat Hindu Pangkalan Bun dalam rangka menyambut Piodalan Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun tepatnya pada Tumpek Landep. Piodalan adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata atau Pasupati. Untuk tahun ini, Hari Raya Tumpek Landep yang diperingati setiap 210 Hari pada Saniscara Kliwon wuku Landep.

Selain melakukan pengecatan tembok Pura dan membersihkan halaman, nampak para ibu-ibu gotong royong membuat sesajen upakara dalam nyambut Piodalan. Persiapan yang di kalakukan oleh umat Hindu sebagai bentuk suka cita agar Piodalan nantinya dapat berlangsung dengan baik.






Kontibutor : Media Hindu Pangkalan Bun.


Minggu, 14 Juli 2024

Pangkalan Bun - Pada hari ini umat Hindu yang ada di Pangkalan Bun dan sekitarnya melaksaanakan persembahyangan Hari Raya Saraswati bertemapat di Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun, Hari Raya Saraswati diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari pada saniscara umanis wuku watugunung, menurut ajaran agama Hindu Hari Raya Saraswati diperingati sebagai Hari turunnya ilmu pengtahuan suci sekaligus sebagai penghormatan terhadap Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati, Sabtu (13/07).

Dalam DharmaWacananya Jero Mangku Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun Nengah Rute menyampaikan "pentingan pengetahun dalam menjalani kehidupan berdasarkan ajaran dharma, sehingga ilmu yang kita peroleh dapat bermanfapat bagi diri sendiri dan orang yang ada disekitar kita," ujarnya.

Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam agama weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.

Saraswati dalam bahasa sanskerta yang terdiri dari kata “saras” yang berasal dari urat kata “sr” yang artinya mata air, sesuatu yang terus mengalir. Sedangkan “wati” artinya yang memiliki. Jadi Saraswati dapat diartikan sesuatu yang memiliki sifat terus mengalir (air kehidupan dan Ilmu pengetahuan).

Lebih lanjut beliau mengatakan ilmu pengetahuan yang kita peroleh yang nantinya akan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari hendaknya berlandasan Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam lingkungannya, manusia dengan sesamanya. "Dengan menerapkan Tri Hita Karana secara mantap, kreatif dan dinamis akan terwujudlah kehidupan harmonis yang meliputi pembangunan karakter manusia seutuhnya yang Astiti Bhakti terhadap Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada kelestarian lingkungan serta rukun dan damai dengan sesama," pungkasnya. 

Kontributior : Humas Media Hindu Pangkalan Bun.







Minggu, 10 Maret 2024

Pangkalan Bun – Setelah sebelumnya melaksanakan upacara Melasti, pada hari ini Umat Hindu yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat melaksanakan Upacara Pengrupukan menyambut Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka 1946 sebelum melaksanakan Catur Brata Penyepian, Minggu 10/03/2023.

Mecaru (Tawur) bertempat di Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun dengan tujuan menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta) kehadapan Ide Sangyang Widi Wase / Tuhan Yang Maha Esa, disamping itu juga dilaksanakan upacara Mecaru untuk penyucian (Bhuta Kala), membasmi segala kotoran yang dilakukan di setiap rumah, desa, dan wilayah lainnya, pelaksanaan Mecaru / Tawur dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi.

Sebelum persembahyangan di mulai umat Hindu mendengarkan dharma wacana  yang di sampaikan oleh I Made Swastawan. Adapun dharma wacana yang disampaikan yakni mengenai makna dan pengendalian diri terhadap perbuatan manusia " manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena memiliki idep atau akal yang mana mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk," ucapnya.

Lebih lanjut Made menyampaikan menurut ajaran Hindu terdapat empat hal yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan Catur Brata Penyepian antara lain “Amati Geni berarti larangan untuk tidak menyalakan api atau tidak menyalakan lampu, Amati Karya tidak melakukan pekerjaan, Amati Lelungan larangan untuk bepergian keluar rumah, Amati Lelanguan tidak melakukan kegiatan hiburan," pungkasnya.

Kontributor : Humas Media Hindu Pangkalan Bun.


Sabtu, 09 Maret 2024

Pangkalan Bun – Pada hari Sabtu 09/03, umat Hindu yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun) Provensi Kalimatan Tengah kembali melaksanakan upacara Melasti dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 Tahun 2024.

Upacara melasti pada hari ini bertepatan dengan Hari Raya Kuningan yang merupakan rangkaian Hari Raya Galungan, Nampak Umat Hindu yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat sangat antusias melaksanakan upacara Melasti yang bertempat di pinggir Pantai Sungai Humbang, adapun tujuan dari upacara ini untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk, serta membersihkan alam semesta baik itu Bhuana Alit maupun Bhuana Agung dengan menggunakan Tirtha Amertha.

Wayan Warse selaku Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Kotawaringin Barat mengatakan “pada Tahun ini kami Umat Hindu yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat kembali melaksanakan upacara Melasti yang merupakan rangkayan upacara menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946, selanjutnya esok Umat Hindu akan melaksanakan Upacara Pengrupukan bertempat di Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun," ucapnya.

Lebih lanjut Wayan Warse menyampaikan Upacara Melasti ini dapat berjalan dengan baik dan lancar karena adanya kerukunan Umat berAgama, dimana kami dibantu oleh warga masyarakat sekitar dan pihak Kepolisan seperti mempersiapkan tempat upacara, menyiapkan tranportasi untuk larung saji ke laut serta melakukan pengawalan sehingga Upacara Melasti menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 Tahun 2024 dapat berjalan dengan lancer,” pungkasnya.

Kontributor : Humas Media Hindu Pangkalan Bun.




Rabu, 28 Februari 2024

Pangkalan Bun - Umat Hindu yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya pada hari ini Rabu 28/02, merayakan Hari Raya Galungan dengan melaksanakan persembahyangan bertempat di Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun.

Sehari sebelumnya atau penampahan Galungan Umat Hindu mendirikan penjor atau bambu yang dihias dengan janur dan berbagai macam tumbuhan serta diisi aneka buah-buahan, yang melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran. Pada puncak Hari Raya Galungan dilaksanakan persembahyangan bersama.

Hari Raya Galungan adalah hari kemenangan dharma melawan adharma, persembahyangan Hari Raya Galungan dilakukan di Sanggah, Merajan maupun Pura. Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).

Nampak umat Hindu yang ada di kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya sangat antusias mengikuti persembahyangan Hari Raya Galungan bertempat Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun. Meskipun harus menempuh perjalan yang cukup jauh terlebih umat Hindu yang bekerja diperkebunan sawit.

Dalam dharma wacananya sebelum persembahyangan di mulai Wayan Gita Wirawan menyampaikan "perayaan Hari Raya Galungan merupakan simbul dari kemenangan Dharma melawan Adharma, dalam menjalani kehidupan perlu adanya pengendalian diri, dalam ajaran Agama Hindu disebut Tri Kaye Parisude (tiga perbuatan yang baik atau suci). Berpikir yang baik, berkata yang baik, berbuat yang baik, sehingga keharmonisan hidup ber Agama dapat berjalan dengan baik,"ucapnya.

Kontibutor : Media Hindu Pangkalan Bun.


Minggu, 31 Desember 2023

Pangkalan Bun - Pada hari ini bertepatan dengan tumpek landep Umat Hindu yang ada di Pangkalan Bun dan sekitarnya melaksanakan persembahyangan Piodalan Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun. Piodalan memiliki makna lahir atau keluar, asal katanya adalah wedal. Jadi, upacara ini merupakan bentuk yadnya, atau pengorbanan secara tulus kepada Ida Sang Hyang Widhi yang dilaksanakan pada hari lahirnya pura, Sabtu 30/12/2023.

Cara menentukan hari Piodalan ada dua, yaitu menggunakan perhitungan wuku, yang artinya upacara ini dilakukan dua kali dalam setahun. Penghitungan kedua adalah sasih, sehingga upacara hanya dilakukan sekali saja dalam satu tahun. Biasanya, peringatan dilakukan dengan skala sesuai kemampuan. Ada beberapa tingkatan Piodalan, yaitu nista, madya, dan utama

Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata atau Pasupati. Untuk tahun ini, Hari Raya Tumpek Landep yang diperingati setiap 210 Hari pada Saniscara Kliwon wuku Landep.

Pada piolalan kali Darmewacane disampaikan oleh Wayan Gitawirawan "Tri Kerangka dasar Agama Hindu merupakan tiga konsep yang mendasari ajaran Agama Hindu yang terdiri dari Tattwa (Ketuhanan), Susila (etika), dan Retual (Upacara) Ketiga konsep tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan harus dilaksanakan secara seimbang.

Lebih lanjut Wayan Gita menyampaikan Piodalan Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun dapat terlaksana dengan baik, karena adanya kebersamaan dan semangat gotong royong antar umat sehingga sarana upakara dapat dipersiapkan dengan baik", ucap Wayan Gita.

Kontributior Humas Media Hindu Pangkalan Bun



Popular Posts