Kamis, 27 Oktober 2022

Pangkalan Bun - Kepolisian Resord (Polres) Kotawaringin Barat (Kobar) mengadakan acara doa bersama lintas Agama sebagai bentuk keperdulian terhadap korban banjir yang terjadi di Kabupaten Kotawaring Barat, pada kesempatan yang baik ini pula hadir Waka Polda Kalimanatan Tengah Irjen. Pol. Ida Oetari Poernamasasi, S.A.P., M.A dan Ibu ketua bhayangkari daerah kalimantan tengah Ny. Dewi Nanang Avianto, Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono ,SH., S.I.K,. M.Si Ketua Bhayang kari Cabang Kobar Ny. Wina Bayu Wicaksono beserta seluruh jajaran Polres Kobar, Rabu 26/10/22.

Pada kesempatan ini pula turut hadir perwakilan dari 5 (lima) Agama dibawah naungan Forum Kerukunan Umat BerAgama (FKUB) yang ada di Kabupaten Kobar, dimana setiap Agama secara bergantian memimpin doa, dengan harapan banjing yang sedang melanda Kabupaten Kobar akan segera surut. Sehingga masyarakata yang ada di Kabupaten Kobar kembali dapat melaksanakan aktipitas seperti mana biasanya, dari Agama Hindu diwakili oleh I Wayan Gita Wirawan S.Pd.H,M.Pd.

Kapolres kobar mengatakan bahwa saat ini yang terdaata ada 53 Desa terdampak banjir “menyikapi hal tersebut kami sudah melakukan berbagai upaya mitigasi diantaranya patrol pemukiman warga, evaluasi penyaluran bantuan dan trauma hialing juga dapur umum yang beperuntukan membantu suplai makanan untuk selanjutnya dibagikan kepada korban banjir” ucap. 

Waka Polda Kalimanatan Tengah Irjen. Pol. Ida Oetari Poernamasasi, S.A.P., M.A dalam sambutannya menyampaikan kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat khususnya Polres Kobar dan Bayangakari yang sudah bekerja keras dalam membantu masyarakat yang terdampak banjir “terima kasih kepada Ibu Ketua Bayangkari Cabang Kobar dan pengurus yang sudah peduli pada korban banjir melalui bantuan sosial serta upaya mitigasi tanpa takut bersama Polres Kobar dan iInstansi lainnya,” ujarnya.

(Red-Kontributor Media Hindu Pangkalan Bun, Dok Humas Polres kobar)


Sabtu, 22 Oktober 2022

Pangkalan Bun - Pada hari ini umat Hindu yang ada di Pangkalan Bun dan sekitarnya melaksaanakan persembahyangan Hari Raya Saraswati bertemapat di Pura Agung Dharma Santi Pangkalan Bun, Hari Raya Saraswati diperingati setiap enam bulan sekali atau 210 hari pada saniscara umanis wuku watugunung, menurut ajaran agama Hindu Hari Raya Saraswati diperingati sebagai Hari turunnya ilmu pengtahuan suci sekaligus sebagai penghormatan terhadap Dewi Pengetahuan yaitu Dewi Saraswati, Sabtu 22/10.

Secara etimologi Dewi Saraswati berasal dari dua kata yakni Dewi dan Saraswati. Dewi yaitu sosok perempuan yang suci atau bentuk feminim dari kata Dewa yang biasa disebut sakti. Dan Saraswati dalam bahasa sanskerta yang terdiri dari kata “saras” yang berasal dari urat kata “sr” yang artinya mata air, sesuatu yang terus mengalir. Sedangkan “wati” artinya yang memiliki. Jadi Saraswati dapat diartikan sesuatu yang memiliki sifat terus mengalir (air kehidupan dan Ilmu pengetahuan).

Dalam DharmaWacananya I Wayan Gita Wirawan S.Pd.H,M.Pd.menyampaikan pentingan pengetahun dalam menjalani kehidupan berdasarkan ajaran dharma, sehingga ilmu yang kita peroleh dapat bermanfapat bagi diri sendiri dan orang yang ada disekitar kita.

Lebih lanjut Wayan Gita mengatakan, ilmu pengetahuan yang kita peroleh yang nantinya akan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari hendaknya berlandasan Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam lingkungannya, manusia dengan sesamanya. "Dengan menerapkan Tri Hita Karana secara mantap, kreatif dan dinamis akan terwujudlah kehidupan harmonis yang meliputi pembangunan karakter manusia seutuhnya yang Astiti Bhakti terhadap Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada kelestarian lingkungan serta rukun dan damai dengan sesama," ucapnya.  


Kontributior : Humas Media Hindu Pangkalan Bun.


Popular Posts